Maluku Tengah – Pencarian intensif selama 22 hari terhadap seorang pendaki asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dilaporkan hilang di Gunung Binaiya, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, berakhir tragis. Pendaki bernama Firdaus Ahmad Fauzi (27) tersebut akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. Jenazahnya ditemukan di kawasan sungai dalam area gunung.

Firdaus Ahmad Fauzi dilaporkan hilang sejak 26 April 2025 saat dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Binaiya. Ia mendaki bersama rombongan yang terdiri dari lima pendaki lain, empat porter, dan satu pemandu. Dalam perjalanan turun, korban terpisah dari rombongannya dan sejak saat itu keberadaannya tidak diketahui.

Hilangnya Firdaus memicu operasi pencarian besar-besaran yang melibatkan tim SAR gabungan dari berbagai unsur, termasuk Basarnas, Balai Taman Nasional Manusela, TNI, Polri, relawan pecinta alam, dan masyarakat adat setempat. Medan Gunung Binaiya yang terjal, cuaca ekstrem dengan angin kencang dan kabut, serta area hutan lebat menjadi tantangan berat dalam proses pencarian.

Setelah berbagai upaya pencarian, termasuk penyisiran jalur pendakian dan area sekitar, jasad Firdaus Ahmad Fauzi akhirnya ditemukan di Sungai Yahe pada Sabtu (17/5) sekitar pukul 14.30 WIT. Sungai Yahe berada di kawasan Gunung Binaiya, jauh dari Pos 3 High Camp dan Pos 4 Isilali, serta dekat dengan air terjun. Tim SAR relawan pecinta alam Maluku yang menyusuri sungai dari hulu ke hilir berhasil menemukan jenazah korban.

Kepala Balai Taman Nasional Manusela, Deny Rahadi, membenarkan penemuan jenazah Firdaus dalam kondisi meninggal dunia. Proses evakuasi jenazah dari lokasi penemuan yang berada di lembah sungai dengan kedalaman sekitar 70 meter segera dilakukan oleh tim SAR gabungan yang dilengkapi dengan perlengkapan evakuasi seperti tandu dan kantong jenazah.

Jenazah Firdaus dievakuasi menuju Desa Piliana, perkampungan terdekat dari lokasi penemuan. Proses evakuasi sempat terkendala kondisi medan yang sulit serta perubahan cuaca di area gunung. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Firdaus dibawa ke rumah sakit di Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, untuk proses identifikasi lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

Penyebab pasti kematian Firdaus Ahmad Fauzi belum dapat dipastikan. Pihak berwenang akan menunggu hasil pemeriksaan medis untuk mengetahui secara detail penyebab meninggalnya pendaki asal Bogor tersebut.

Selama 22 hari masa pencarian, tim SAR gabungan telah mengerahkan segala daya dan upaya. Jejak-jejak yang diduga milik korban, seperti jejak sepatu dan puntung rokok, sempat ditemukan di beberapa titik di dekat sungai, memberikan petunjuk bagi tim pencari. Pencarian sempat disetop pada tahap pertama, namun dilanjutkan kembali atas permintaan berbagai pihak, termasuk dukungan dari Wakil Bupati Maluku Tengah, dengan fokus pencarian di area sungai dan lembah.

Tragedi ini menjadi pengingat akan risiko yang melekat pada aktivitas pendakian gunung, terutama di medan yang ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Penting bagi para pendaki untuk selalu mempersiapkan diri dengan matang, membawa perlengkapan yang memadai, tidak memisahkan diri dari rombongan atau pemandu, serta memperhatikan kondisi fisik dan cuaca selama pendakian.

Pihak Balai Taman Nasional Manusela sebelumnya telah menutup sementara aktivitas pendakian di Gunung Binaiya sejak 29 April hingga 11 Mei 2025 guna mendukung optimalisasi proses pencarian Firdaus. Penutupan ini juga untuk mengantisipasi kejadian serupa mengingat kondisi gunung yang memiliki tantangan tersendiri.

Dengan ditemukannya jenazah Firdaus Ahmad Fauzi, operasi pencarian dinyatakan selesai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh tim SAR gabungan, relawan, masyarakat, dan semua pihak yang telah tirelessly membantu dalam upaya pencarian hingga korban ditemukan. Duka mendalam dirasakan atas berpulangnya pendaki asal Bogor ini, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.